Strategi komunikasi
Dengan
demikian, strategi komunikasi, baik secara makro (plammed multi-media strategi)
maupun secara mikro (single communication medium strategi) mempunyai fungsi
ganda (Effendy 2000,300).
Berdasarkan
uraian diatas maka masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana
Strategi komunikasi dalam pengembangan desa wisata agro di Kabupaten Bandung
Barat? Selanjutnya dari perumusan masalah tersebut, diidentifikasi beberapa
masalah yakni Bagaimana strategi pemilihan komunikator, penyusunan dan
penyajian pesan, strategi pemilihan dan perencanaan media yang digunakan oleh
para pengambil kebijakan, serta bagaimana strategi pengenalan khalayak dalam
pengembangan desa wisata agro di Kabupaten Bandung Barat? Kerangka pemikiran
penelitian ini menggunakan paradigma Laswell. Dalam pradigma Laswell Proses
komunikasi dapat dijawab sesuai dengan pertanyaan yang dikemukakan oleh Harold
D Laswell yaitu: “ who says, what in, which channel, to whow, and what effect
”.
Penelitian
ini menggunakan metode kualitatif untuk menentukan cara dalam mencari,
mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data hasil penelitian. “ Metode
penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orangorang dan perilaku
yang diamati” (Bogdan dan Taylor dalam Moleong : 2007, 3). Studi kasus kemudian
dipilih sebagai pendekatan kualitatif dalam penelitian ini. Studi kasus
merupakan riset yang mencakup studi tentang suatu kasus dalam kehidupan nyata,
dalam konteks setting kontemporer (Yin dalam Creswell, 2014, 135). Alasan
peneliti menggunakan studi kasus karena tujuan dari pelaksanaan studi kasus
disusun untuk mengilustrasikan kasus yang unik, kasus yang memiliki kepentingan
yang tidak biasa dalam dirinya dan perlu dideskripsikan atau diperinci,yang
biasa disebut kasus intrinsik (Stake dalam Creswell 2014 : 137).
Strategi
Pemilihan Komunikator Komunikator merupakan hal yang penting dalam proses
penyebaran informasi, penerimaan informasi yang baik dapat diterima oleh komunikan
bergantung pada baik atau buruknya komunikator dalam menyampaikan pesan dan
menggunakan media. Komunikator dalam penyebaran informasi di Desa Wisata Agro
merupakan sumber informasi bagi pengunjung di Desa Wisata Agro. Oleh karena
itu, kemauan belajar yang tinggi dan kemampuan organisasi yang baik menjadi
nilai penting dalam pemilihan komunikator atau pengelola wisata di desa wisata
agro.
Latar
belakang pendidikan merupakan hal yang penting dalam pemilihan pengelola wisata
di desa wisata agro, namun bukan menjadi hal penentu dalam proses pemilihan.
Dengan berbekal pengalaman dan belajar dari berbagai media bisa menjadi dasar
dalam menentuan orang yang akan ditunjuk untuk mengelola desa wisata. Pada
dasarnya pengelola wisata memiliki kewajiban untuk dapat menyampaikan informasi
mengenai berbagai informasi yang dimiliki oleh desa wisata. Oleh karena itu,
pengelola desa wisata sangat jeli dalam memilih komunikator.
Adapun
kriteria dan standar tersebut yakni kredibilitas sumber dan daya
Kredibilitas
Sesuai dengan hasil pengamatan peneliti di lapangan, kredibilitas atau
kemampuan yang dimiliki oleh pengelola wisata Desa Wisata Agro dapat diukur
dengan penguasaan bahasa yang dimiliki oleh s e o r a n g p e n g e l o l a w
is a t a d a l am menyampaikan informasi kepada masyarakat. Penguasaan bahasa
yang baik akan membuat pengunjung atau komunikan dapat menerima informasi atau
pesan dengan baik, mengingat banyaknya informasi dengan istilah-istilah khusus
di wisata agro dan informasi tersebut harus disampaikan kepada pengunjung yang
berbeda-beda. Selain menguasai bahasa, dalam menyampaikan bahasa atau informasi
yang ada pengelola wisata harus dapat menyampaikannya dengan baik, baik dengan
artikulasi suara yang benar atau gestur tubuh yang tepat.
Hal
tersebut sejalan dengan pendapat dari Berlo, 1962 dalam Cangara, 2013
menyebutkan bahwa “.. kredibilitas seorang komunikator bisa timbul jika ia
memiliki k e t e r a m p i l a n b e r k o m u n i k a s i (Communications
Skills), pengetahuan yang luas tentang materi yang dibawakan (knowledge) sikap
jujur dan bersahabat (attitude) serta mampu beradaptasi dengan sistem sosial,
budaya (social and cultural system)masyarakat yang dihadapinya” Oleh karena
itu, sangat penting bagi seorang pengelola wisata sebagai penyebar informasi
kepada masyarakat untuk dapat berkomunikasi dengan tepat, yang mampu mengolah
pesan dengan cermat sehingga informasi dapat sampai ke semua lapisan ma s y a r
a k a t, t e r u t ama ma s y a r a k a t pengunjung. Hal yang paling penting
adalah mengetahui secara mendalam mengenai informasi yang akan di sampaikan
kepada msyarakat. Sikap sopan, jujur, dan bersahabat merupakan sikap yang dapat
membuat pengunjung lebih mudah menerima pesan yang disampaikan, sehingga proses
komunikasi berjalan efektif. Kemampuan beradaptasi dengan sistem sosial dan
budaya juga perlu diperhatikan, mengingat pengunjung yang ditemui sangat
beragam dan berasal dari berbagai daerah. Walupun sampai saat ini,
Daya
Tarik Selain kredibilitas, daya tarik (attractiveness) merupakan hal yang angat
penting. Hal ini berpengaruh dalam penyebaran informasi oleh pengelola wisata
kepada masyarakat, daya tarik akan berhubungan dengan kredibilitas yang
dimiliki oleh seorang pengelola wisata dalam menyampaikan pesan. Salah satu
contohberbicara dengan sopan, murah senyum, berpakaian yang rapi dan bersih,
dan lainnya.
Strategi
Pemilihan dan Penggunaan Media Komunikasi merupakan suatu proses berhubungan
antara manusia dengan lingkungan disekitarnya. Jika tidak ada komunikasi,
manusia akan terisolir dari lingkungan disekitarnya. Tetapi jika tidak ada
lingkungan, komunikasi akan menjadi sebuah kegiatan yang tidak penting. Dengan
kata lain manusia berkomunikasi bertujuan untuk melakukan hubungan dengan
lingkungan. Saat manusia berkomunikasi, pasti memerlukan media. Media
komunikasi adalah seluruh sarana yang digunakan untuk memproduksi,
mereproduksi, menyalurkan atau menyebarkan, dan menyajikan informasi
Dalam
memilih media yang dapat membantu tim pengembang desa wisata dalam menyampaikan
informasi sepenuhnya diserahkan kepada masing-masing tim pengembang desa
wisata. Banyaknya jenis media yang dapat dimanfaatkan dalam menyampaikan
informasi kepada masyarakat, tim pengembang desa wisata dapat memilih media
yang paling tepat dan sesuai dengan keadaan masyarakat. Selain itu, keberadaan
berbagai media ini dapat membantu tim pengembang desa wisata dalam menyebarkan
informasi kepada masyarakat sehingga dapat mengurangi beban tim pengembang desa
wisata dalam menyebarkan informasi secara detail. Selain itu, masyarakat juga
dapat mencari informasi secara mandiri, walaupun tim pengembang desa wisata
masih harus tetap ada disekeliling masyarakat, agar apabila masyarakat ada yang
ingin bertanya, tim pengembang desa wisata dapat langsung menjelaskan. Media
sosial memegang peranan penting dalam program pengembangan desa wisata. Media
ini sangat baik dan eketif dalam menyampaikan informasi-informasinya ke
masyarakat. Melalui media sosial ini tim pengembang desa wisata lebih mudah
dalam penyebaran informasi atau sebaliknya pihak masyarakat yang belum memahami
akan isi informasi yang disampaikan dapat secara langsung bertanya melalui
media ini. Dengan dibentuknya grup dalam media sosial seperti WAG sangat
membantu dalam penyebaran informasi. Selain itu, memlalui media sosial ini dapat
dilakukan diskusi kelompok kapan saja tanpa ada batas ruang dan waktu. Siapapun
anggota grup yang memiliki informasi baru atau ada hal yang kurang jelas bisa
langsung menyampaikannya di dalam grup ini. Dalam pemilihan media informasi
pasti memiliki faktor penghambat dan pendukung dalam memanfaatkan media.
Kesalahan yang sering terjadi seperti eror atau kesalahan teknis lainnya dapat
menjadi faktor penghambat dalam pemanfaatan media yang ada. Selain itu,
penghalang dari bahasa pada setiap media yang ada masih menjadi hal yang terus
diperbaiki oleh pihak pengembang desa
Strategi
Pengenalan Khalayak Sebelum melaksanakan proses komunikasi, sebaiknya seorang
komunikator mengetahui beberapa aspek penting dalam menentukan suatu khalayak
yang akan dijadikan sasaran komunikasinya, yaitu aspek sosiodemografik, profil
psikologis, dan aspek karakteristik. Adapun aspek sosiodemografik meliputi:
jenis kelamin, usia, populasi, lokasi, tingkat pendidikan, bahasa, agama,
pekerjaan, ideologi, dan pemilikan media. Sedangkan dari aspek profil
psikologis meliputi: emosi, pendapat, keinginan, dan penyimpanan rasa kecewa.
Dan dari aspek karakteristik perilaku khalayak meliputi: hobi, nilai dan norma,
mobilitas sosial, dan perilaku komunikasi.
D a l a m
p r o s e s k o m u n i k a si , komunikator dan komunikan dituntut untuk
mempunyai kepentingan yang sama. Karena tanpa hal tersebut komunikasi takkan
berlangsung dengan semestinya. Sehingga, komunikator harus menciptakan
persamaan kepentingan dengan khalayak terutama dalam pesan, metoda, dan media.
Dalam proses penyebaran informasi yang dilakukan oleh tim pengembang desa
wisata kepada masyarakat, tim pengembang desa wisata bi a s anya membedakan ma
sya r aka t berdasarkan tujuan kedatangan, tingkat pendidikan, jumlah
masyarakat dan lainnya. Dalam usaha menciptakan persamaan kepentingan
komunikator harus mengetahui terlebih dahulu siapa komunikan atau sasaran
komunikasi yang akan dituju. Dalam hal ini seorang komunikator harus memahami
faktor kerangka referensi, faktor situasi, dan faktor kondisi. Berkaitan dengan
hal itu, informasi yang disampaikan kepada khalayak sasaran adalah informasi
mengenai keunggulan-keunggulan desa Mekarwangi sebagai desa wisata.
F a k t o
r p e n d u k u n g t e r h a d a p penyebaran informasi mengenai desa
Mekarwangi sebagai desa wisata agro sangat besar. Hal ini terlihat dari pelaku
Wisata agro maupun peminat wisata. Namun, dalam proses pengembangnnya masih
memerlukan dukungan dan bimbingan dari pemerintah yang bersinergi dengan
masyarakat desa.
S i t u a s i y a n g b i s a menghambatnya
jalannya komunikasi dapat diduga sebelumnya, dapat juga datang tibatiba pada
saat komunikasi itu dilancarkan. Komunikasi tidak akan efektif apabila
komunikan sedang marah, sedih, bingung, sakit, atau lapar. Dalam menghadapi
komunikan dengan kondisi seperti itu, kadang-kadang kita bisa menangguhkan
komunikasi kita sampai datangnya suasana yang menyenangkan.
SIMPULAN
Strategi
pemilihan komunikator merupakan strategi dalam pemilihan komunikator yang
dituntut untuk memiliki kriteria dan standar tertentu, yaitu kredibilitas dan
daya tarik. Kredibilitas yang dimiliki oleh pramuwisata biasanya dapat dilihat
dari sertifikat yang mereka miliki, sertifikat tersebut didapatkan dari Lembaga
Sertifikasi Profesi Pariwisata Indonesia. Pramuwisata pengelola desa wisata
menyusun pesan berdasarkan level pengunjung. Penyampaian pesan yang dilakukan
oleh pramuwisata biasanya disesuaikan dengan permintaan pengunjung. Keberadaan
media juga sangat membantu tugas pramuwisata dalam menyebarkan informasi kepada
pengunjung dengan menggunakan media sosial, publikasi tercetak dan radio
komunitas. Strategi pengenalan khalayak. pramuwisata biasanya membedakan
pengunjung berdasarkan tujuan kedatangan, tingkat pendidikan, jumlah pengunjung
dan lainnya. Pihak pengelola desa wisata atau pramuwisata perlu
mempertimbangkan kembali proses penyebaran informasi kepada pengunjung agar
proses penyebaran informasi oleh pramuwisata dapat lebih efektif kepada
pengunjung. Selai itu, dalam setiap proses, evaluasi sangat dibutuhkan untuk
mengukur seberapa efektif proses atau kegiatan tersebut telah dilaksanakan.
Peneliti menyarankan untuk diadakannya evaluasi rutin yang dilakukan oleh
berbagai pihak di pengelola desa wisata agar tujuan bersama dapat tercapai.
Dari evaluasi rutin yang
dilakukan,
akan ditemui kendala yang sering terjadi di lapangan, sehingga pramuwisata dan
pihak pengelola desa wisata dapat mengetahui kendala apa yang mungkin akan
terjadi dan kendala apa yang sering terjadi, dan dari kendala yang ditemui dapat
di lakukan cara untuk memecahkan kendala tersebut, salah satunya melalui
pelatihan baik berkala atau kondisional. Selain itu diperlukan juga SOP sebagai
alat ukur dalam menilai efektif atau tidaknya tugas yang telah dilakukan.
0 komentar