Strategi komunikasi

by - Januari 28, 2019

Strategi komunikasi merupakan p a d u a n d a n p e r e n c a n a a n komunikasi(communication planning) dan manajemen komunikasi (communication management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasharus dapat menunjukan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung dari situasi dan kondisi. Strateg komunikasi merupakan penentu berhasil tidaknya kegiatan komunikasi secara efektif.
Dengan demikian, strategi komunikasi, baik secara makro (plammed multi-media strategi) maupun secara mikro (single communication medium strategi) mempunyai fungsi ganda (Effendy 2000,300).
Berdasarkan uraian diatas maka masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana Strategi komunikasi dalam pengembangan desa wisata agro di Kabupaten Bandung Barat? Selanjutnya dari perumusan masalah tersebut, diidentifikasi beberapa masalah yakni Bagaimana strategi pemilihan komunikator, penyusunan dan penyajian pesan, strategi pemilihan dan perencanaan media yang digunakan oleh para pengambil kebijakan, serta bagaimana strategi pengenalan khalayak dalam pengembangan desa wisata agro di Kabupaten Bandung Barat? Kerangka pemikiran penelitian ini menggunakan paradigma Laswell. Dalam pradigma Laswell Proses komunikasi dapat dijawab sesuai dengan pertanyaan yang dikemukakan oleh Harold D Laswell yaitu: “ who says, what in, which channel, to whow, and what effect ”.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk menentukan cara dalam mencari, mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data hasil penelitian. “ Metode penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orangorang dan perilaku yang diamati” (Bogdan dan Taylor dalam Moleong : 2007, 3). Studi kasus kemudian dipilih sebagai pendekatan kualitatif dalam penelitian ini. Studi kasus merupakan riset yang mencakup studi tentang suatu kasus dalam kehidupan nyata, dalam konteks setting kontemporer (Yin dalam Creswell, 2014, 135). Alasan peneliti menggunakan studi kasus karena tujuan dari pelaksanaan studi kasus disusun untuk mengilustrasikan kasus yang unik, kasus yang memiliki kepentingan yang tidak biasa dalam dirinya dan perlu dideskripsikan atau diperinci,yang biasa disebut kasus intrinsik (Stake dalam Creswell 2014 : 137).
Strategi Pemilihan Komunikator Komunikator merupakan hal yang penting dalam proses penyebaran informasi, penerimaan informasi yang baik dapat diterima oleh komunikan bergantung pada baik atau buruknya komunikator dalam menyampaikan pesan dan menggunakan media. Komunikator dalam penyebaran informasi di Desa Wisata Agro merupakan sumber informasi bagi pengunjung di Desa Wisata Agro. Oleh karena itu, kemauan belajar yang tinggi dan kemampuan organisasi yang baik menjadi nilai penting dalam pemilihan komunikator atau pengelola wisata di desa wisata agro.
Latar belakang pendidikan merupakan hal yang penting dalam pemilihan pengelola wisata di desa wisata agro, namun bukan menjadi hal penentu dalam proses pemilihan. Dengan berbekal pengalaman dan belajar dari berbagai media bisa menjadi dasar dalam menentuan orang yang akan ditunjuk untuk mengelola desa wisata. Pada dasarnya pengelola wisata memiliki kewajiban untuk dapat menyampaikan informasi mengenai berbagai informasi yang dimiliki oleh desa wisata. Oleh karena itu, pengelola desa wisata sangat jeli dalam memilih komunikator.
Adapun kriteria dan standar tersebut yakni kredibilitas sumber dan daya
Kredibilitas Sesuai dengan hasil pengamatan peneliti di lapangan, kredibilitas atau kemampuan yang dimiliki oleh pengelola wisata Desa Wisata Agro dapat diukur dengan penguasaan bahasa yang dimiliki oleh s e o r a n g p e n g e l o l a w is a t a d a l am menyampaikan informasi kepada masyarakat. Penguasaan bahasa yang baik akan membuat pengunjung atau komunikan dapat menerima informasi atau pesan dengan baik, mengingat banyaknya informasi dengan istilah-istilah khusus di wisata agro dan informasi tersebut harus disampaikan kepada pengunjung yang berbeda-beda. Selain menguasai bahasa, dalam menyampaikan bahasa atau informasi yang ada pengelola wisata harus dapat menyampaikannya dengan baik, baik dengan artikulasi suara yang benar atau gestur tubuh yang tepat.
Hal tersebut sejalan dengan pendapat dari Berlo, 1962 dalam Cangara, 2013 menyebutkan bahwa “.. kredibilitas seorang komunikator bisa timbul jika ia memiliki k e t e r a m p i l a n b e r k o m u n i k a s i (Communications Skills), pengetahuan yang luas tentang materi yang dibawakan (knowledge) sikap jujur dan bersahabat (attitude) serta mampu beradaptasi dengan sistem sosial, budaya (social and cultural system)masyarakat yang dihadapinya” Oleh karena itu, sangat penting bagi seorang pengelola wisata sebagai penyebar informasi kepada masyarakat untuk dapat berkomunikasi dengan tepat, yang mampu mengolah pesan dengan cermat sehingga informasi dapat sampai ke semua lapisan ma s y a r a k a t, t e r u t ama ma s y a r a k a t pengunjung. Hal yang paling penting adalah mengetahui secara mendalam mengenai informasi yang akan di sampaikan kepada msyarakat. Sikap sopan, jujur, dan bersahabat merupakan sikap yang dapat membuat pengunjung lebih mudah menerima pesan yang disampaikan, sehingga proses komunikasi berjalan efektif. Kemampuan beradaptasi dengan sistem sosial dan budaya juga perlu diperhatikan, mengingat pengunjung yang ditemui sangat beragam dan berasal dari berbagai daerah. Walupun sampai saat ini,
Daya Tarik Selain kredibilitas, daya tarik (attractiveness) merupakan hal yang angat penting. Hal ini berpengaruh dalam penyebaran informasi oleh pengelola wisata kepada masyarakat, daya tarik akan berhubungan dengan kredibilitas yang dimiliki oleh seorang pengelola wisata dalam menyampaikan pesan. Salah satu contohberbicara dengan sopan, murah senyum, berpakaian yang rapi dan bersih, dan lainnya.
Strategi Pemilihan dan Penggunaan Media Komunikasi merupakan suatu proses berhubungan antara manusia dengan lingkungan disekitarnya. Jika tidak ada komunikasi, manusia akan terisolir dari lingkungan disekitarnya. Tetapi jika tidak ada lingkungan, komunikasi akan menjadi sebuah kegiatan yang tidak penting. Dengan kata lain manusia berkomunikasi bertujuan untuk melakukan hubungan dengan lingkungan. Saat manusia berkomunikasi, pasti memerlukan media. Media komunikasi adalah seluruh sarana yang digunakan untuk memproduksi, mereproduksi, menyalurkan atau menyebarkan, dan menyajikan informasi
Dalam memilih media yang dapat membantu tim pengembang desa wisata dalam menyampaikan informasi sepenuhnya diserahkan kepada masing-masing tim pengembang desa wisata. Banyaknya jenis media yang dapat dimanfaatkan dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat, tim pengembang desa wisata dapat memilih media yang paling tepat dan sesuai dengan keadaan masyarakat. Selain itu, keberadaan berbagai media ini dapat membantu tim pengembang desa wisata dalam menyebarkan informasi kepada masyarakat sehingga dapat mengurangi beban tim pengembang desa wisata dalam menyebarkan informasi secara detail. Selain itu, masyarakat juga dapat mencari informasi secara mandiri, walaupun tim pengembang desa wisata masih harus tetap ada disekeliling masyarakat, agar apabila masyarakat ada yang ingin bertanya, tim pengembang desa wisata dapat langsung menjelaskan. Media sosial memegang peranan penting dalam program pengembangan desa wisata. Media ini sangat baik dan eketif dalam menyampaikan informasi-informasinya ke masyarakat. Melalui media sosial ini tim pengembang desa wisata lebih mudah dalam penyebaran informasi atau sebaliknya pihak masyarakat yang belum memahami akan isi informasi yang disampaikan dapat secara langsung bertanya melalui media ini. Dengan dibentuknya grup dalam media sosial seperti WAG sangat membantu dalam penyebaran informasi. Selain itu, memlalui media sosial ini dapat dilakukan diskusi kelompok kapan saja tanpa ada batas ruang dan waktu. Siapapun anggota grup yang memiliki informasi baru atau ada hal yang kurang jelas bisa langsung menyampaikannya di dalam grup ini. Dalam pemilihan media informasi pasti memiliki faktor penghambat dan pendukung dalam memanfaatkan media. Kesalahan yang sering terjadi seperti eror atau kesalahan teknis lainnya dapat menjadi faktor penghambat dalam pemanfaatan media yang ada. Selain itu, penghalang dari bahasa pada setiap media yang ada masih menjadi hal yang terus diperbaiki oleh pihak pengembang desa
Strategi Pengenalan Khalayak Sebelum melaksanakan proses komunikasi, sebaiknya seorang komunikator mengetahui beberapa aspek penting dalam menentukan suatu khalayak yang akan dijadikan sasaran komunikasinya, yaitu aspek sosiodemografik, profil psikologis, dan aspek karakteristik. Adapun aspek sosiodemografik meliputi: jenis kelamin, usia, populasi, lokasi, tingkat pendidikan, bahasa, agama, pekerjaan, ideologi, dan pemilikan media. Sedangkan dari aspek profil psikologis meliputi: emosi, pendapat, keinginan, dan penyimpanan rasa kecewa. Dan dari aspek karakteristik perilaku khalayak meliputi: hobi, nilai dan norma, mobilitas sosial, dan perilaku komunikasi.
D a l a m p r o s e s k o m u n i k a si , komunikator dan komunikan dituntut untuk mempunyai kepentingan yang sama. Karena tanpa hal tersebut komunikasi takkan berlangsung dengan semestinya. Sehingga, komunikator harus menciptakan persamaan kepentingan dengan khalayak terutama dalam pesan, metoda, dan media. Dalam proses penyebaran informasi yang dilakukan oleh tim pengembang desa wisata kepada masyarakat, tim pengembang desa wisata bi a s anya membedakan ma sya r aka t berdasarkan tujuan kedatangan, tingkat pendidikan, jumlah masyarakat dan lainnya. Dalam usaha menciptakan persamaan kepentingan komunikator harus mengetahui terlebih dahulu siapa komunikan atau sasaran komunikasi yang akan dituju. Dalam hal ini seorang komunikator harus memahami faktor kerangka referensi, faktor situasi, dan faktor kondisi. Berkaitan dengan hal itu, informasi yang disampaikan kepada khalayak sasaran adalah informasi mengenai keunggulan-keunggulan desa Mekarwangi sebagai desa wisata.
F a k t o r p e n d u k u n g t e r h a d a p penyebaran informasi mengenai desa Mekarwangi sebagai desa wisata agro sangat besar. Hal ini terlihat dari pelaku Wisata agro maupun peminat wisata. Namun, dalam proses pengembangnnya masih memerlukan dukungan dan bimbingan dari pemerintah yang bersinergi dengan masyarakat desa.
 S i t u a s i y a n g b i s a menghambatnya jalannya komunikasi dapat diduga sebelumnya, dapat juga datang tibatiba pada saat komunikasi itu dilancarkan. Komunikasi tidak akan efektif apabila komunikan sedang marah, sedih, bingung, sakit, atau lapar. Dalam menghadapi komunikan dengan kondisi seperti itu, kadang-kadang kita bisa menangguhkan komunikasi kita sampai datangnya suasana yang menyenangkan.
SIMPULAN
Strategi pemilihan komunikator merupakan strategi dalam pemilihan komunikator yang dituntut untuk memiliki kriteria dan standar tertentu, yaitu kredibilitas dan daya tarik. Kredibilitas yang dimiliki oleh pramuwisata biasanya dapat dilihat dari sertifikat yang mereka miliki, sertifikat tersebut didapatkan dari Lembaga Sertifikasi Profesi Pariwisata Indonesia. Pramuwisata pengelola desa wisata menyusun pesan berdasarkan level pengunjung. Penyampaian pesan yang dilakukan oleh pramuwisata biasanya disesuaikan dengan permintaan pengunjung. Keberadaan media juga sangat membantu tugas pramuwisata dalam menyebarkan informasi kepada pengunjung dengan menggunakan media sosial, publikasi tercetak dan radio komunitas. Strategi pengenalan khalayak. pramuwisata biasanya membedakan pengunjung berdasarkan tujuan kedatangan, tingkat pendidikan, jumlah pengunjung dan lainnya. Pihak pengelola desa wisata atau pramuwisata perlu mempertimbangkan kembali proses penyebaran informasi kepada pengunjung agar proses penyebaran informasi oleh pramuwisata dapat lebih efektif kepada pengunjung. Selai itu, dalam setiap proses, evaluasi sangat dibutuhkan untuk mengukur seberapa efektif proses atau kegiatan tersebut telah dilaksanakan. Peneliti menyarankan untuk diadakannya evaluasi rutin yang dilakukan oleh berbagai pihak di pengelola desa wisata agar tujuan bersama dapat tercapai. Dari evaluasi rutin yang
dilakukan, akan ditemui kendala yang sering terjadi di lapangan, sehingga pramuwisata dan pihak pengelola desa wisata dapat mengetahui kendala apa yang mungkin akan terjadi dan kendala apa yang sering terjadi, dan dari kendala yang ditemui dapat di lakukan cara untuk memecahkan kendala tersebut, salah satunya melalui pelatihan baik berkala atau kondisional. Selain itu diperlukan juga SOP sebagai alat ukur dalam menilai efektif atau tidaknya tugas yang telah dilakukan.


You May Also Like

0 komentar

Postingan Populer